TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Setelah selamat bersembunyi di roda pesawat Garuda Indonesia penerbangan Pekanbaru-Jakarta, Mario Steven Ambarita (21), diproses dan bermalam di kantor administrator Otoritas Bandara Wilayah I, kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Selasa (7/4/2015).
Ia ditempatkan di ruangan screening seluas 5x5 meter persegi kantor tersebut. "Tadinya di ruang rapat, lalu dia dipindahkan ke ruang screening. Dia kedinginan, mungkin nggak kuat karena ruangan screening ber-AC," ujar petugas Otoritas Bandara yang enggan disebutkan namanya di lokasi.
"Dia sudah disuruh tidur, tapi kesulitan karena kedinginan. Dia tidur pakai kasur petugas keamanan di sini," ujarnya.
Meski sudah dipindahkan ke ruang tak ber-AC, Mario masih merasa kedinginan. Ia beberapa kali minta izin untuk buang air kecil.
"Tadi, dia juga minta teh manis hangat, tapi nggak ada teh manisnya. Mau cari beli keluar, nggak ada yang jual di dekat sini," tuturnya.
Pantauan Tribun, Mario juga sempat buang air kecil saat dibawa ke Mapolresta Soekarno-Hatta.
Petugas tersebut belum mengetahui penyebab Mario kerap kedinginan.
Yang pasti, diketahui ia baru saja melakukan penerbangan panjang selama 1 jam 10 menit dengan bersembunyi di roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta dengan ketinggian 30 ribu-34 ribu kaki, suhu udara 0 derajat dan tekanan udara rendah.
"Tadi, saya lihat di bagian tangan dan kakinya masih pada lecet-lecet. Kalau bagian yang pada membirunya sudah mulai nggak ada. Telinganya juga sudah nggak keluar darah. Mungkin karena sewaktu baru turun di bandara tadi sudah dapat perawatan medis dari dokter," kata petugas tersebut.(*)
from Tribun Bali http://ift.tt/1JmXo4B
via BaliWiki
0 comments:
Post a Comment